Tips Meramu Pertanyaan Wawancara yang Tajam Ala Najwa Shihab
Hampir 20 tahun berkarier sebagai
jurnalis dan pemandu acara bincang-bincang, sudah tak terhitung jumlah tokoh yang
diwawancarai oleh Najwa Shihab. Mulai dari
tokoh politik, presiden, artis, hingga atlet dunia seperti David Beckham.
Dalam setiap aksinya, tuan rumah Mata
Najwa ini kerap melontarkan pertanyaan - pertanyaan 'mematikan', dan tak
sedikit narasumber yang dibuat kelabakan, apalagi para politisi atau
penyelenggara negara. Dengan pembawaan yang tegas, Najwa tak ragu menyelipkan
kritik dalam setiap pertanyaan yang ia lontarkan.
Tak heran wajahnya yang sering
tampil di televisi dan dikenal sebagai sosok yang lugas dan kritis, kini telah
menjelma menjadi sosok idola baru. Kepiawannya dalam meramu dan melontarkan
pertanyaan dalam sesi talk show menjadi aksi tersendiri yang dinanti-nanti oleh
penonton di seluruh Indonesia.
Tentu banyak yang penasaran apa
formula sukses Najwa Shihab saat berhadapan dengan narasumbernya. Sebagai sosok
Role Model pilihan kumparanWOMAN, Najwa Shihab pun berbagi tiga cara
ampuh untuk meramu pertanyaan wawancara yang tajam. Apa saja?
1. Berpikir kritis
Rupanya kelihaian Najwa dalam
meramu pertanyaan tajam kepada narasumbernya tak terlepas dari latar belakang
disiplin ilmu yang ia miliki yakni ilmu hukum.
“Mungkin karena latar belakang saya di sekolah hukum, saya memang
dilatih untuk jadi seorang pengacara. Dan di dunia hukum itu seorang pengacara
diajarkan untuk never ask the question when you don’t know the answer.
Jadi saya menerapkan hal itu dalam sesi wawancara saya. Saya tidak akan pernah
bertanya sesuatu yang saya tidak tahu jawabannya,”
ungkap Najwa
saat wawancara
dengan kumparanWOMAN untuk program Role Model.
Baginya hal tersebut sangat mempengaruhi dirinya dalam berpikir
kritis, khususnya sebagai pemandu bincang-bincang bidang politik.
2. Riset
Selanjutnya hal mendasar yang amat penting dilakukan untuk meramu
pertanyaan yang tajam dari Najwa adalah dengan melakukan riset mendalam
terlebih dahulu.
“Riset menjadi kunci yang paling penting, jadi harus tahu mendalam
terkait topik yang ingin dibahas. Harus paham dengan karakter lawan bicara
kita, terutama saat menghadapi politisi sebagai orang yang kerap kali menyembunyikan
kejelasan atau melebih-lebihkan sesuatu untuk menunjukkan kepentingannya,”
- Najwa.
Lebih lanjut Najwa mengungkapkan sebagai seorang jurnalis atau
pemandu bincang-bincang juga harus lihai dalam melacak rekam jejak narasumber
yang akan diwawancara.
“Saat mewawancarai politisi saya terbiasa melacak apa pernyataan
yang sebelumnya pernah mereka ucapkan terhadap isu tertentu. Jadi saat mereka
plin-plan atau berubah-ubah, saya bisa tahu,”
ungkapnya.
3. Jangan hanya bertanya,
tapi juga menguji pernyataan
Mengutip ungkapan seorang presenter BBC, be brave but
don’t be stupid. Bagi Najwa sebagai seorang jurnalis haruslah berani tapi
jangan jadi bodoh. Anda harus benar-benar menguasai apa yang akan dibahas.
“Kalau bicara soal talkshow, saya percaya itu bukan hanya sekadar acara tanya jawab. Misal A dijawab B. Talkshow itu adalah sebuah perbincangan, pertukaran dua ide. Jadi kita yang bertanya harus minimal ada pada frekuensi yang sama dengan orang yang kita tanya,”
papar Najwa.
Menurut Najwa sebagai seorang jurnalis, tak boleh hanya sekadar
bertanya, tapi juga menguji pernyataan. Kemudian harus menunjukkan fakta-fakta
yang berbenturan. Karena jika kita hanya melontarkan pertanyaan tanpa memiliki pinned
point fakta sebelumnya, kita tidak melakukan pekerjaan kita dengan baik.
0 komentar